Profil Desa Bantarwuni

Ketahui informasi secara rinci Desa Bantarwuni mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Bantarwuni

Tentang Kami

Profil Desa Bantarwuni, Kembaran, Banyumas. Mengupas potensi agrikultur di tepi Sungai Pelus, geliat UMKM pangan, dinamika penambangan pasir, serta data demografi, pemerintahan, dan kehidupan sosialnya.

  • Desa Tepian Sungai Pelus

    Kehidupan ekonomi, sosial, dan lingkungan desa sangat dipengaruhi oleh Sungai Pelus, yang menjadi sumber kesuburan pertanian sekaligus menghadirkan potensi sumber daya alam dan risiko bencana.

  • Ekonomi Tiga Pilar

    Perekonomiannya ditopang oleh tiga sektor utama: pertanian sebagai basis, industri pangan rumahan sebagai bentuk kreativitas, dan penambangan pasir/batu sebagai pemanfaatan sumber daya alam.

  • Komunitas Solid dan Tangguh

    Memiliki modal sosial yang kuat berupa semangat gotong royong dan solidaritas tinggi, yang terbentuk dari pengalaman hidup bersama sebagai komunitas di bantaran sungai.

Pasang Disini

Terletak di sisi barat Kecamatan Kembaran, Kabupaten Banyumas, Desa Bantarwuni mengalirkan denyut kehidupannya selaras dengan irama Sungai Pelus yang membelah wilayahnya. Dikenal sebagai desa yang subur dengan potensi agrikultur dan sumber daya alam yang melimpah, Bantarwuni juga menunjukkan geliat ekonomi kreatif yang ulet, terutama dalam industri pangan rumahan. Dengan perpaduan antara karunia alam, ketekunan warganya dan semangat komunal yang kuat, Bantarwuni menampilkan wajah desa tepian sungai yang tangguh dan terus bertumbuh.

Kondisi Geografis dan Demografi

Desa Bantarwuni secara geografis menempati posisi unik di bagian barat Kecamatan Kembaran, dengan kontur wilayah yang sangat dipengaruhi oleh keberadaan Sungai Pelus. Aliran sungai besar ini tidak hanya menjadi batas alami tetapi juga sumber kehidupan dan tantangan bagi masyarakatnya. Desa ini memiliki luas wilayah 1,94 km² (194 hektar), dengan komposisi lahan yang bervariasi antara pemukiman, lahan pertanian sawah, kebun dan area bantaran sungai.

Berdasarkan data dari publikasi "Kecamatan Kembaran Dalam Angka 2022" oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Banyumas, populasi Desa Bantarwuni pada tahun 2021 tercatat sebanyak 5.275 jiwa. Komposisi penduduknya relatif seimbang, terdiri dari 2.658 laki-laki dan 2.617 perempuan. Dengan luas wilayah tersebut, tingkat kepadatan penduduk Desa Bantarwuni berada di angka 2.719 jiwa per km². Angka ini menunjukkan tingkat kepadatan yang moderat, di mana ruang untuk aktivitas pertanian dan alam terbuka masih cukup luas.

Secara administratif, pemerintahan Desa Bantarwuni terbagi ke dalam 3 Dusun, 6 Rukun Warga (RW), dan 35 Rukun Tetangga (RT). Adapun batas-batas wilayah Desa Bantarwuni adalah:

  • Sebelah Utara
    Desa Karangsari (Kecamatan Kembaran)
  • Sebelah Barat
    Kecamatan Purwokerto Timur dan Kecamatan Purwokerto Utara
  • Sebelah Selatan
    Desa Ledug dan Desa Tambaksogra (Kecamatan Sumbang)
  • Sebelah Timur
    Desa Dukuhwaluh

Untuk seluruh keperluan administrasi dan surat-menyurat, Desa Bantarwuni menggunakan kode pos 53182.

Pemerintahan dan Tata Kelola Desa

Pemerintahan Desa Bantarwuni, dipimpin oleh seorang Kepala Desa, menjalankan roda birokrasi dengan tantangan yang khas sebagai desa tepian sungai. Visi pembangunan desa berfokus pada tiga pilar utama: penguatan sektor pertanian, pemberdayaan ekonomi kreatif masyarakat, dan mitigasi risiko bencana terkait sungai.

Program pembangunan prioritas seringkali diarahkan pada pemeliharaan infrastruktur vital. Pembangunan talud atau tembok penahan erosi di sepanjang bantaran Sungai Pelus menjadi agenda krusial untuk melindungi pemukiman dan lahan pertanian dari ancaman abrasi dan banjir. Selain itu, pemerintah desa juga fokus pada perbaikan jalan usaha tani, optimalisasi irigasi, dan fasilitasi bagi para pelaku UMKM. Kolaborasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menjadi kunci dalam upaya mitigasi bencana.

Potensi Ekonomi: Tiga Pilar Penopang Kehidupan

Perekonomian Desa Bantarwuni ditopang oleh tiga sektor yang saling berkaitan, yang semuanya berakar dari karunia alam dan keuletan warganya.

Pertanian: Berkah Kesuburan Tanah Tepian Sungai

Lahan di sepanjang bantaran Sungai Pelus dikenal sangat subur, menjadikannya ideal untuk pertanian. Sektor ini menjadi tulang punggung utama ekonomi bagi sebagian besar warga Bantarwuni. Para petani dengan tekun menanam padi sebagai komoditas utama di lahan sawah mereka. Selain padi, lahan kering dan pekarangan dimanfaatkan untuk menanam berbagai jenis palawija, sayur-mayur, dan buah-buahan seperti pisang dan kelapa. Hasil pertanian tidak hanya untuk konsumsi lokal tetapi juga dipasok ke pasar-pasar di Purwokerto, mengingat lokasinya yang berdekatan.

Ekonomi Kreatif: Industri Pangan Rumahan

Di samping pertanian, Desa Bantarwuni menunjukkan geliat ekonomi kreatif yang patut diperhitungkan, khususnya dalam industri pangan olahan. Banyak keluarga, terutama kaum ibu, yang menjalankan usaha pembuatan aneka makanan ringan dan jajanan pasar. Produk seperti keripik, mendoan, dan berbagai kue tradisional diproduksi setiap hari untuk dijual di pasar atau dititipkan di warung-warung. Industri rumahan ini, meskipun berskala mikro dan kecil, memiliki dampak ekonomi yang besar dalam menopang pendapatan keluarga dan menciptakan kemandirian ekonomi.

Sumber Daya Alam: Penambangan Pasir dan Batu

Keberadaan Sungai Pelus juga menyediakan potensi sumber daya alam berupa pasir dan batu berkualitas. Aktivitas penambangan pasir dan batu secara tradisional telah menjadi sumber pendapatan bagi sebagian warga selama bertahun-tahun. Para penambang manual mengumpulkan material dari dasar sungai untuk dijual kepada para pengembang dan kontraktor di sekitar Purwokerto. Namun aktivitas ini juga menghadirkan dilema. Di satu sisi, ia memberikan lapangan pekerjaan. Di sisi lain, jika tidak dikelola dengan bijak, penambangan dapat merusak lingkungan sungai dan meningkatkan risiko erosi. Pengelolaan yang berkelanjutan menjadi kunci agar potensi ini dapat terus dinikmati tanpa merusak alam.

Kehidupan Sosial: Komunitas Tepian Sungai yang Tangguh

Kehidupan sosial masyarakat Bantarwuni sangat dibentuk oleh kedekatan mereka dengan Sungai Pelus. Tumbuh di lingkungan yang sama-sama merasakan berkah sekaligus ancaman dari sungai telah melahirkan sebuah komunitas yang tangguh dengan semangat solidaritas yang tinggi. Gotong royong menjadi napas dalam kehidupan sehari-hari, terutama saat menghadapi musim penghujan dimana kewaspadaan terhadap banjir meningkat.

Kegiatan kerja bakti untuk membersihkan lingkungan sungai, memperbaiki tanggul yang rusak, atau sekadar saling mengingatkan saat air sungai mulai naik adalah cerminan dari modal sosial yang kuat. Kehidupan yang komunal ini juga tercermin dalam berbagai acara adat dan keagamaan yang selalu diselenggarakan dengan semangat kebersamaan.

Sejarah dan Filosofi Nama "Bantarwuni"

Nama "Bantarwuni" kaya akan makna toponimi yang menggambarkan kondisi geografis dan alamiah desa ini di masa lalu. Nama ini tersusun dari dua kata: "Bantar" dan "Wuni".

  • Bantar: Adalah kependekan dari kata "bantaran", yang berarti tepian atau pinggiran sungai yang landai. Kata ini secara eksplisit menunjukkan lokasi desa yang berada di tepi sungai.
  • Wuni: Berasal dari nama pohon Wuni atau Buni (Antidesma bunius). Pohon ini dikenal menghasilkan buah kecil-kecil berwarna merah hingga ungu kehitaman yang rasanya asam-manis. Di masa lalu, pohon ini banyak tumbuh liar di pekarangan dan tepian sungai di wilayah Nusantara.

Dengan demikian, "Bantarwuni" secara harfiah dapat diartikan sebagai "Tepian Sungai yang Ditumbuhi Banyak Pohon Wuni". Nama ini melukiskan dengan jelas lanskap desa pada masa pembentukannya, yaitu sebuah pemukiman di pinggir sungai yang dicirikan oleh keberadaan pohon Wuni. Filosofi ini menggambarkan sebuah tempat yang subur, alami, dan mampu memberikan sumber kehidupan (buah wuni) bagi para penghuninya.

Mengalir Bersama Sungai, Tumbuh Bersama Kreativitas

Desa Bantarwuni adalah contoh nyata dari sebuah komunitas yang hidup dalam simbiosis dengan alam sekitarnya. Sungai Pelus tidak hanya menjadi latar geografis, tetapi juga sumber inspirasi, sumber rezeki, sekaligus guru yang mengajarkan tentang kewaspadaan dan ketangguhan. Kemampuan masyarakatnya untuk tidak hanya bergantung pada pertanian, tetapi juga mengembangkan industri kreatif dan memanfaatkan sumber daya alam, menunjukkan dinamisme dan kemampuan adaptasi yang tinggi.

Tantangan ke depan adalah menciptakan keseimbangan yang harmonis antara pemanfaatan ekonomi dan pelestarian lingkungan sungai. Mendorong UMKM untuk naik kelas dan memastikan praktik penambangan yang berkelanjutan adalah agenda penting. Dengan terus menjaga semangat gotong royong dan mengelola karunia alamnya secara bijak, Desa Bantarwuni akan terus mengalir mengikuti zaman, menjadi desa tepian sungai yang sejahtera dan berdaya.